Siswa SMA/SMK di Jabar Dilarang Ikut Demo : Jika Ditemukan Akan Disanksi

Siswa SMA/SMK di Jabar Dilarang Ikut Demo : Jika Ditemukan Akan Disanksi

BANDUNG - Sekolah di Jawa Barat baik SMK maupun SMA diminta Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat untuk aktif melarang siswanya mengikuti demo pada Senin (11/4). Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Dedi Supandi mengatakan, larangan dituangkan dalam surat imbauan yang telah disebar ke seluruh cabang dinas pendidikan. “Terkait 11 April, sudah kami berikan surat imbauan ke seluruh cabang dinas dan mereka juga sudah menindaklanjuti ke sekolah-sekolah,â€ ujar Dedi, Jumat (8/4). Dalam surat itu, Dedi meminta seluruh pengawas sekolah, guru, wali kelas termasuk juga melakukan komunikasi dengan grup-grup orang tua mengawasi anaknya untuk memberikan pemahaman jangan sampai mengikuti tindakan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. “Jaga agar anak-anak kita tidak masuk dalam kerangka-kerangka tindakan diluar yang tidak bisa dipertanggungjawabkan,â€ ucapnya. Dedi mengatakan, surat imbauan didasarkan Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, Permendikbud nomor 2 tahun 2015 tentang pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan serta Undang-Undang nomor 30 tahun 2017 tentang pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan. “Jika ada ditemukan siswa, kita serahkan kepada sekolah, sanksinya oleh sekolah," katanya. Ada 6 poin imbauan dari Disdik Jawa Barat terkait larangan demo 11 April, yaitu memastikan peserta didik di masing-masing satuan pendidikan tidak terlibat dalam aksi demonstrasi/unjuk rasa dalam bentuk apapun, menugaskan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan untuk melakukan langkah antisipasi keterlibatan peserta didik dalam aksi demonstrasi dengan melakukan koordinasi bersama pihak satgas pelajar dan kepolisian, satuan pendidikan bersama satgas pelajar segera mengkordinasikan dan mengatur jadwal pelaksanaan patroli keamanan di wilayahnya. Kemudian, memastikan seluruh peserta didik hadir dalam kegiatan pembelajaran baik yang dilakukan secara luring maupun daring, berkomunikasi dengan orangtua/wali untuk melakukan konfirmasi apabila ada peserta didik yang tidak hadir dalam kegiatan pembelajaran karena alasan sakit/izin/alfa, dan pengawas sekolah memantau dan membantu pelaksanaan pada poin-poin pada tersebut di atas pada sekolah binaannya masing-masing. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) pun melarang pelajar SMK terlibat demo pada 11 April 2022 yang dinisiasi BEM Seluruh Indonesia (BEM SI). Larangan terbit menyusul adanya poster di media sosial mengenai ajakan demo berjudul STM Bergerak kepada pelajar SMK. "Melindungi dan menjaga anak-anak dari kekerasan adalah amanat konstitusi yang merupakan tanggung jawab semua pihak," ujar Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Kemendikbudristek, Anang Ristanto, Minggu (10/4). Anang juga mengatakan, ajakan untuk ikut demo saat jam belajar juga tidak sejalan dengan upaya pemenuhan hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Kemeterian, kata dia, menegaskan penyampaian pendapat dan aspirasi peserta didik dapat disampaikan dalam ranah edukasi yang aman di bawah pembinaan para pendidik dan orang tua. Demo rencananya akan dilakukan Badan Eksekutif Indonesia se-Indonesia (BEM SI) di sekitaran Istana Merdeka. BEM SI bahkan sudah mengirimkan surat pemberitahuan ke Polda Metro Jaya soal rencana demo 11 April . "Nanti kita kira-kira ada 1.000 orang dari kampus. Itu tersebar, ada dari daerah-daerah juga merapat ke pusat," kata Koordinator Media BEM SI, Luthfi Yufrizal, Sabtu (9/4), Sebelumnya, Jumat (8/4), Direktur Sekolah Menengah Kejuruan, Wardani Sugiyanto pun menerbitkan surat kepada Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten. Ada empat perintah yang diberikan. Pertama, melakukan upaya pencegahan agar pelajar SMK tidak ikut serta dalam demo tersebut. Kedua, memastikan presensi kehadiran pelajar di masing-masing sekolah pada 11 April. Ketiga, mengadakan pengarahan dan kegiatan positif pada 11 April agar pelajar SMK tidak terprovokasi ajakan demon. Keempat, melakukan koordinasi dengan orang tua pelajar dan pihak keamanan setempat untuk memastikan pelajar tidak ikut demo. (bbs/kbe)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: